Jumat, 22 November 2013

Tugas minggu terakhir etika bisnis

1. Sebutkan definisi corporate social responsibility ! Jawab : Definisi CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas

sumbangan untuk desa/fasilitas

umum,

sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting dari pada sekedar profitability. 2. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai prinsip corporate social responbility (CSR) ! Jawab : Pertanggungan-jawab ( responsibility)

menuntut

ini

Prinsip

manajer perusahaan melakukan

jawab. Sebagai pengelola perusahaan hendaknya dihindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati, seperti tersirat pada undang-undang, regulasi, kontrak maupun pedoman operasional bisnis perusahaan. Prinsip Responsibility

dengan CSR. Prinsip ini memberikan penekanan yang lebih terhadap stakeholders perusahaan (stakeholders-driven concept). Prinsip yang lain lebih fokus ke shareholders-driven concept.

3. Jelaskan menurut pemahaman kalian mengenai corporate social responsibility (CSR) bagi perusahaan ! Jawab : Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) : Berdasar pada Trinidad and Tobaco Bureau of Standards (TTBS), Corporate Social Responsibility diartikan sebagai komitmen usaha untuk bertindak etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya,

secara lebih luas (Budimanta,Prasetijo & Rudito, 2004, p.72). World Business

Corporate

mendefiniskan

berkelanjutan kalangan

memberikan sumbangan

memperbaiki mutu hidup

komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan (Iriantara, 2004, p.49). Forum mendefinikan Corporate Social Responsibility sebagai bisnis yang dilakukan

nilai-nilai

pada

berdasarkan

hormat kepada karyawan,

2007, p.8). Jadi, dapat kita simpulkan bahwa Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap satu issue tertentu di masyarakat atau lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik. Kontribusi dari perusahaan ini bisa berupa banyak hal, misalnya : bantuan dana, bantuan tenaga ahli dari perusahaan, bantuan berupa barang, dll.

4. Gambarkan dan jelaskan hubungan antara CSR dan pengembangan masyarakat ! Jawab : Bagi masyarakat keberadaan perusahaan bermanfaat untuk masyarakat sekitar melalui

sehingga terbebas dari kemiskinan. Sementara dari sisi perusahaan, jelas agar operasional

menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Jika hubungan antara perusahaan dan masyarakat tidak harmonis, bisa dipastikan ada masalah. Memang dalam pelaksanaanya program CSR belum sepenuhnya

minimnya perhatian perusahaan terhadap pelaksanaan CSR. 5. Sebutkan dan jelaskan indikator keberhasilan Corporate Social Responsibility (CSR) dan model penerapan di indonesia ! Jawab : Terdapat banyak referensi untuk mengembangkan indikator kinerja CSR guna mengukur prestasi organisasi dalam melakukan CSR. Indikator dapat dikembangkan misalnya dari pedoman tanggung jawab sosial untuk seluruh jenis organisasi, ISO 26000. Sementara itu, indikator keberhasilan individu pelaksana CSR harus dimasukkan dalam Key Performance Indikator (KPI) atau Key Indicator of Success (KIS) perorangan. Dalam ISO 26000, setiap subjek inti (core subject) mempunyai beberapa

perusahaan melalui kegiatan

mengukur keberhasilan institusi, skor atas pemenuhan setiap isu dalam ISO 26000 dapat diberikan, yang tercakup dalam setiap core subject (subjek utama)-nya. Misalnya, skor 3,2, dan 1. Jika isu sangat lengkap maka dapat diberi skor 3, bila cukup lengkap 2, dan jika kurang lengkap diberi nilai 1. “Radyati-KIS” Penulis telah membuat suatu alat untuk mendesain CSR. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan kinerja CSR, baik dalam ruang lingkup perusahaan maupun ruang lingkup individu, yang disebut

Success)”. Alat ini membagi aspek keberlanjutan yang merupakan ruang lingkup CSR, berdasarkan kriteria yang dikembangkan oleh Alan Atkisson, yakni Compass (Kompas). Aspek Kompas terdiri dari empat penjuru serupa penjuru mata angin, yakni Utara (N=North), Selatan (S=South), Timur (E=East), dan Barat (W=West). Alan Atkisson memodifikasi Kompas ini sehingga mudah kita ingat, menjadi N = Nature (Lingkungan Hidup); S = Society (Masyarakat); E = Economy; dan W = Wellbeing (Kebahagiaan/Kesejahteraan Individu).

6. Jelaskan apa yang kalian ketahui hubungan CSR dengan konsep pembangunan ekonomi berkelanjutan ! Jawab : Pelaksanaan CSR dapat bermanfaat bagi perusahaan, yaitu dengan penciptaan citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di mata publik sehingga dapat meningkatkan loyalty (brand differentiation(, tumbuhnya rasa kebangga (sense of prede) dan segenap karayawan perusahaan tersebut, mendorong kemudahan memperoleh ijin dan pemerintah dan publik atas pelaksanaan bisnis perusahaan karena memenuhi dianggap telah terhadap lingkungan dan masyarakat luas, mengelola resiko-resiko terciptanya hubunga perusahaan membantu pemerintah dalam menjalankan misi sosial yang telah direncanakan pemerintah, terciptanya kesinambungan usaha (business sustainabillity).

stakeholder sebagai bagian dan proses bisnisnya.

7. Gambarkan tabel motivasi tanggung jawab sosial perusahaan, dan jelaskan ! Jawab :

corporate charity : dorongan amal berdasarkan motivasi keagamaan corporate philantrophy : dorongan kemanusiaan yang bersumber dari norma dan etika universal

memperjuangkan pemerataan sosial corporate citizenship : yaitu dorongan kewargaan dembi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.

8. Jelaskan apa yang kalian ketahui mengenai ISO dan SNI. Jawab : ISO : Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140 negara.

organisasi di luar pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun

mendukung pengembangan

terkait lainnya dengan

internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO

kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan

standar internasional.. SNI : SNI adalah Standar

dokumen yg berisikan ketentuan teknis, pedoman dan karakteristik kegiatan dan produk yang berlaku secara Nasional untuk membentuk keteraturan yang optimum dalam konteks keperluan tertentu. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tatacara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait

keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya .

SUMBER / REFRENSI :

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/corporate-social-responsibility-csr.html

Kamis, 14 November 2013

Prilaku konsumen Bab6-10

BAB 6

A. Pengertian Sikap Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Suatu sikap menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program televisi atau produk. Sikap menuntun orang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang sama. Menurut Gordon Allpor dalam Hartono Sastro wijoyo(2005), Sikap adalah Mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten. Menurut Hawkins (1980), sikap dapat di definisikan sebagai cara kita berfikir, merasakan dan bertindak terhadap beberapa aspek. Kinner dan Taylor (1987) menyatakan bahwa sikap adalah pemandangan individu berdasarkan pengetahuan penilaian dan proses orientasi tindakan terhadap suatu obyek atau gejala. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1992), sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang menunjukan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau alternatif yang diberikan. Sikap dalam kamus marketing (1995) juga di definisikan sebagai kondisi mental atau akal budi tertentu yang mencerminkan suatu pandangan pribadi yang negatif atau positif mengenai suatu obyek atau konsep, atau suatu keadaan acuh tak acuh yang menunjukan titik tengah (mid point) diantara dua titik ataupun dua pokok yang saling berlawanan.

B. Fungsi sikap Sikap mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Fungsi Penyesuaian Fungsi ini mengarahkan manusia menuju obyek yang menyenangkan atau menjauhi obyek yang tidak menyenangkan. Hal ini mendukung konsep utilitarian mengenai maksimasi hadiah atau penghargaan dan minimisasi hukuman. 2. Fungsi Pertahanan Diri Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap ancaman serta membantu untuk memenuhi suatu fungsi dalam mempertahankan diri. 3. Fungsi Ekspresi Nilai Sikap ini mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha untuk menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam sesuatu yang lebih nyata dan lebih mudah ditampakkan. 4. Fungsi Pengetahuan Manusia membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunan teratur rapi, oleh karena itu mereka mencari konsistensi, stabilitas, definisi dan pemahaman dari suatu kebutuhan yang selanjutnya berkembanglah sikap ke arah pencarian pengetahuan. 5. fungsi Utilitarian mengacu pada ide bahwa orang mengekpresikan perasaan untuk memaksimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain. 6. fungsi pembelaan ego Fungsi sikap sebagai pembela ego adalah melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari kenyataan kekejaman dunia luar. 7. Fungsi pembelaan ego atau fungsi pertahanan harga diri Adalah mekanisme pembelaan orang fanatik yang tidak mau mengakui kegelisahan diri mereka yang paling mendasar. 8. fungsi nilai ekspresif/fungsi identitas social mengacu pada bagaimana seseorang mengekpresikan nilai sentral mereka kepada orang lain

C. Komponen Sikap Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu : a. Kognitif (cognitive). Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu. b. Afektif (affective) Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu. c. Konatif (conative) Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.

D. Ciri-ciri Sikap Seperti kita ketahui secara umum, bahwa sikap dapat dibagi menjadi dua sifat yaitu sifat negatif dan sifat positif. Sifat negatif menimbulkan kecenderungan untuk menjauh, memberi ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek. Sedangkan sifat positif menimbulkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekat, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu. Sikap selain memiliki dua sifat, juga memiliki beberapa ciri-ciri antara lain : a. Sikap selalu menggambarkan hubungan subjek dengan objek b. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi “dipelajari” berdasarkan pengalaman dan latihan c. Karena sikap dapat “dipelajari” maka sikap dapat diubah meskipun sulit d. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah terpenuhi e. Sikap tidak hanya satu macam saja melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya. f. Dalam sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan.

E. Penggunaan Multiatribute Attitude Model untuk memahami sikap konsumen 1. The attribute-toward-object model: Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya. 2. The attitude-toward-behavior model Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek. Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu. 3. Theory of-reasoned-action model Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.

F. Pengertian Motivasi Motivasi menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.

G. Dinamika proses motivasi Proses motivasi : 1. tujuan. Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu. 2. mengetahui kepentingan. Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata 3. komunikasi efektif. Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan. 4. integrasi tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi. 5. fasilitas. Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

H. Tujuan motivasi konsumen Tujuan motivasi konsumen : 1. meningkatkan kepuasan 2. mempertahankan loyalitas 3. efisiensi 4. efektivitas 5. menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan pembeli atau konsumen.

I. Memahami kebutuhan konsumen Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. fisiologis. Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya. 2. keamanan. Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan 3. afiliasi dan pemilikan. Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi mereka. 4. prestasi. Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi 5. kekuasaaan. Keinginan untuk emndapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain 6. ekspresi diri. Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain. 7. urutan dan pengertian. Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain. 8. pencarian variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi 9. atribusi sebab-akibat.

BAB 7

#Pengertian Kepribadian

Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Definisi kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :

Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang. Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang. d. Theodore R. Newcombe Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

#Cara identifikasi kepribadian

Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang mengatur perilaku. Seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan daftar panjang sifat yang sulit untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan sedikit bimbingan praktis bagi para pembuat keputusan organisasional. Dua pengecualian adalah (Myers-Briggs Type Indicator) dan Model Lima Besar. Selama 20 tahun hingga saat ini, dua pendekatan ini telah menjadi kerangka kerja yang dominan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang.

Alasan paling penting mengapa manajer perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan. Terdapat beberapa cara utama untuk menilai kepribadian.

b.Survei peringkat oleh pengamat c.Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan Thematic Apperception

d. Metodelogi: banyak sekali kesulitan dan bias yang timbul ketika dilakukan studi-studi dalam ranah psikologi lintas budaya. Misalnya persoalan bahasa, penggunaan Multilingual (peneliti dan subjek penelitian memiliki bahasa yang berbeda) sehinggan member respon yang berbeda terhadap pertanyaan dalam tes kepribadian. e.Cara pengukuran: banyak alat-alat tes kepribadian dikembangkan oleh peneliti dari Amerika-Eropa. Sehingga sangat mungkin stimulus maupun standar norma dan interpretasi alat psikotes kurang mampu diterapkan dalam pengukuram kepribadian individu dari budaya non-western.

#Perkembangan Kepribadian

Menurut Sullivan, kepribadian berkembang dalam tahap-tahap perkembangan tertentu. Ada tujuh tahapan perkembangan yaitu : 1. Infancy (masa kelahiran sampai mampu berbicara, usia 18 bulan) 2. Childhood (masa kanak-kanak, usia 18 bulan sampai 5 tahun) 3. Juvenile (usia 5-11 tahun) 4. Preadolescence (masa pradewasa, antara 11-13 tahun) 5. Early adolescence (masa dewasa awal, antara 14-17 tahun) 6. Late adolescence (masa dewasa akhir, antara 18-20 akhir) 7. Adulthood (masa dewasa / sebagai orang tua, setelah usia 20 sampai 30

Teori ini merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk psikologi kepribadian.

kepribadian usaha

kepribadian manusia pasti sulit untuk dilaksanakan. Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian ? Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5), teori kepriadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.

#Fungsi Teori Kepribadian

Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptif dan prediktif, begitu juga teori kepribdian. Berikut penjelaskan fungsi deskriptif dan prediktif dari teori kepribadian. (menjelaskan merupakan fungsi teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara dan sistematis. mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi deskriptif. Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus bisa memperkirakan apa, tingkah laku manusia di kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harus memiliki fungsi prediktif

# Dimensi-dimensi Teori Kepribadian

kepribadian diharapkan

jawab atas pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia. Untuk itu setiap teori kepribadian yang lengkap, menurut Pervin (Supratiknya, 1995 : 5-6), biasanya memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut : 1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur pembentuk sosok kepribadian. tentang proses, menjelaskan

3. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu

pada struktur mencapai kemasakan, perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai faktor yang menentukannya. 4. Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan kepribadian atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses

5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.

# Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teori Kepribadian

teori-teori kepribadian

sejumlah faktor yang melatar belakangi dan mempengaruhinya, yang secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor-faktor historis dan faktor-faktor kontemporer. Koeswara (1991: kedua factor lingkungan factor perkembangan kepribadian seseorang. 1. Faktor-faktor historis banyak berkembanya teori-teori kepribadian dan empat diantaranya merupakan faktor yang pengaruhnya sangat kuat. Keempat faktor yang dimaksud adalah : a. peng-obatan klinis Eropa, b.

behaviorisme,

(Koeswara, 1991: 13). 2. Faktor-faktor Kontemporer Faktor-faktor kontemporer yang mempengaruhi perkembanga teorikepribadian mencakup faktor dari dalam dan dari luar psikologi. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam bidang munculnya seperti psikologi lintas budaya (cross-cultural psychology), dan b. Studi tentang proses-proses kognitif dan motivasi.Faktor- kontemporer dari

mempengaruhi perkembangan teori kepribadian antara lain aliran filsafat yang pesat, komputer.Eksistensialisme merupakan menekankan kebebasan, penentuan diri, manusia, mempengaruhi para teoris kepribadian eksistensial dan humanistik. Perubahan sosial budaya telah memberikan kepada penelitian kepribadian. Sedangkan berkembangnya teknologi komputer membuka peluang yang luas bagi penelitian secara besar-

Contohnya adalah pakaian yang ia gunakan, kendaraan, serta dari cara ia bersikap yang cenderung tidak banyak tingkah. Serta jenis-jenis barang dan jasa yang mereka konsumsi sehari-hari, biasanya mereka mamilih barang dan jasa yang cenderung “biasa saja”. Sedangkan orang yang memiliki kepribadian yang mewah, atau royal maka mereka akan cenderung memamerkan apa yang mereka miliki, walaupun dalam batas yang wajar. Juga dalam bersikap, mereka akan cenderung banyak tingkah dibandingkan orang yang memiliki kepribadian sederhana. Karena kepribadian seseorang berbanding lurus dengan cara seseorang itu bersikap. Serta dari perilaku konsumen mereka dimana mereka selalu mengutamakan gengsi dan prestise dengan mengesampingkan

Pola yang dapat kita lihat dari nilai adalah perubahan perilaku dan alasan seseorang dalam membelanjakan uang atau sember daya yang mereka kelola dan mereka miliki. Semakin tinggi mereka menilai dari suatu barang dan jasa terhadap kehidupan, maka makin tinggi pula apresiasi mereka dalam memandang barang dan jasa tersebut dari segi konsumsi. Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari Nilai sama dengan sesuatu yang menyenangkan kita, nilai identik dengan apa yang diinginkan, nilai merupakan sarana pelatihan kita, nilai pengalaman pribadi semata, nilai (ide platonic esensi). Pengertian nilai menurut para ahli : a. Menurut Driyarkara (1966,38) Nilai adalah hakekat suatu hal, yang menyebabkan hal itu pantas dikejar

b. Menurut Fraenkel (1977:6) Nilai adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh sesorang, biasanya mengacu kepada estetika (keindahan), etika pola prilaku dan logika benar salah atau keadilan justice. (Value is any idea, a concept , about what some one think is important in life) c. Menurut Kuntjaraningrat (1992:26) Menyebutkan sisten nilai budaya terdiri dari konsepi-konsepi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar keluarga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap bernilai dalam hidup. d.Menurut Endang Sumantri Sesuatu yang berharga, yang penting dan berguna serta menyenangkan dalam kehidupan manusia yang dipengaruhi pengetahuan dan sikap yang ada pada diri atau hati nuraninya. Agama diarahkan pada perintah dan larangan, dorongan dan cegahan, pujian dan kecaman, harapan dan penyesalan, ukuran baik buruk, benar salah, patuh tidak patuh, adil tidak adil Nilai ialah yang berguna bagi kehidupan manusia jasmani dan rohani Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu: a. Nilai logika adalah nilai benar salah.

b.Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah. c.Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.

Contohnya adalah jika seseorang memandang bahwa jenjang pendidikan yang lebih tinggi adalah sesuatu yang mutlak dan penting, maka ia akan berusaha untuk memperoleh pendidikan yang layak, walaupun tentu ada uang yang harus ia keluarkan untuk hal tersebut. Dan sebaliknya, alau seseorang menmandang pendidikan sebagai sesuatu yang kurang begitu penting bagi dirinya, maka ia tidak akan berusaha untuk memperoleh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Walaupun ia sebenarnya memiliki kemampuan untuk memperoleh pendidikan yang

3. Konsep Gaya Hidup dan Pengukurannya

Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat) .Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang

Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen : 1. pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi

2. pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan

Contohnya adalah seseorang yang hidup di daerah perkotaan tentu sangat berbeda dengan seseorang yang hidup di pedesaan. Walaupun belum tentu pula orang yang hidup di perkotaan memiliki tingkat pendapatan yang lebih besar dari masyarakat pedesaan. Hal ini dikarenakan, seseorang yang hidup atau tinggal di perkotaan memiliki gaya hidup yang lebih moderen dan dinamis dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Dimana di kota-kota besar dipenuhi dengan berbagai modernisasi, fasilitas dan perkembangan teknologi yang lebih maju dibandngkan dengan di pedesaan. Serta tingkat pergaulan masyarakat perkotaan yang sangat dinamis dan beragam. Dimana di perkotaan terdapat berbagai macam suku bangsa yang hidup berdampingan dan saling berinteraksi. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi gaya hidup seseorang, selain gaya hidup yang juga berhubungan erat dengan nilai dan kepribadian masing-masing individu.

PengukuranGandaPerilakuIndividu

Pengukuran ganda perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku konsumen.Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki efek yang lebih besar.Tentusajasumber dayasepertipendapatandanwaktujugamemberikanefekyang penting. Ancangan elektrik terhadap gaya hidup adalah yang paling praktis untuk mengembangkan strategi pemasaran.Tujuannyaadalahmengerti konsumensebaikmungkin

BAB 8

SIFAT DARI SIKAP

Walaupun sikap didifinisikan dalam bermacam cara, sikap sekedar sebagai keseluruhan evaluasi. Evaluasi ini dapat berjajar dari ekstrem positif hingga ekstrem negatif. Sebagai contoh konsumen memiliki sikap yang sangat mendukung terhadap pepsi, sikap yang sedikit mendukung terhadap Coke, sikap netral terhadap RC cola, dan sikap yang agak negatif terhadap Shasta cola. Jadi, sikap bervariasi dalam intensitas (yaitu, kekuatan) dan dukungan (favorability). Sifat yang penting dari sikap adalah kepercayaan dalam memegang sikap tersebut. Beberapa sikap mungkin dipegang dengan keyakinan kuat, sementara yang lain mungkin ada tingkat kepercayaan yang minimum. Walaupun intensitas dan kepercayaan berhubungan, keduanya tidak sama. Seorang konsumen, misalnya mungkin memiliki kepercayaan yang sama bahwa ia menyukai pepsi, tetapi hanya sedikit mendukung Coke. Mengerti tingkat kepercayaan yang dihubungkan dengan sikap adalah penting karena dua alasan. Pertama, hal ini dapat mempengaruhi kekuatan hubungan di antara sikap dan perilaku. Sikap yang dipegang dengan penuh kepercayaan biasanya akan jauh lebih diandalkan untuk membimbing perilaku. Bila kepercayaan rendah, konsumen mungkin tidak merasa nyaman dengan bertindak berdasarkan sikap mereka yang sudah ada. Sebagai gantinya, mereka mungkin mencari informasi tambahan sebelum mengikatkan diri mereka. Kedua, kepercayaan dapat mempengaruhi kereratan sikap terhadap perubahan. Sikap menjadi lebih resisten terhadap perubahan bila dipegang dengan kepercayaan yang lebih besar. Satu lagi sifat penting dari sikap yaitu bahwa sikap bersifat dinamis ketimbang statis. Maksudnya, banyak sikap akan berubah bersama waktu. Sifat dinamis dari sikap sebagaian besar bertanggung jawab atas perubahan di dalam gaya hidup konsumen . PEMBENTUKAN SIKAP Sikap yang dianut konsumen sekarang ini tentu saja merupakan hasil dari pengalaman mereka sebelumnya. Konsumen yang hidup melewati era Depresi pada awal tahun 1930-an, misalnya, secara khas memiliki sikap yang kurang mendukung terhadap pembelian berdasarkan kredit. Asal mula dari banyak sikap dapat dirunut hingga pengalaman masa kanak-kanak, seperti perjalanan belanja dengan ibu dan ayah. Jadi, keluarga memiliki pengaruh besar pada perkembangan sikap selama tahun-tahun awal kehidupan konsumen. Secara lebih umum, faktor lingkungan yang dideskripsikan akan memiliki pangaruh yang kuat pada pembentukan sikap dengan membentuk jenis, jumlah dan kualitas informasi dan pengalaman yang tersedia bagi konsumen. PERANAN PENGALAMAN LANGSUNG Sikap kerap terbentuk sebagai hasil dari kontak langsung dengan objek sikap konsumen yang belanja yang menyenangkan ke pengecer mungkin mengembangkan sikap yang mendukung pengecer. Sebagai kontras, produk yang gagal bekerja sebagaimana diharapkan dapat dengan mudah menimbulkan sikap negatif. Namun, kenali bahwa sikap dapat dibentuk bahkan dapat tanpa adanya pengalaman actual dengan suatu objek. Begitu pula, sikap produk mungkin dibentuk bahkan bila pengalaman konsumen dengan produk bersangkutan terbatas pada apa yang mereka lihat di dalam iklan. Karakteristik penting dari sikap yang didasarkan pada pengalaman langsung adalah sikap biasanya dianut dengan kepercayaan yang lebih besar. Konsisten dengan hal ini, penelitian memperhatikan bahwa konsumen memiliki keyakinan yang jauh lebih kuat mengenai sikap produk mereka bila didasarkan pada pemakaian produk aktual dibandingkan bila didasarkan pada iklan saja. Agar lebih efektif dalam mengembangkan strategi dan kegiatan yang akan menciptakan, mengukuhkan, atau memodifikasi sikap konsumen, adalah penting untuk mengerti proses yang mengatur pembentukan sikap. HUBUNGAN SIKAP-PERILAKU Didalam banyak situasi, pemasar berkepentingan dengan peramalan perilaku pembelian. Andaikan saja perusahaan anda baru saja mengembangkan suatu produk baru dan tertarik untuk menentukan apakah ada permintaan yang cukup di pasar untuk menjamin pengenalan. Salah satu ancangan terhadap pembuatan penentuan ini memerlukan pengenalan produk ke dalam satu atau lebih pasar percobaan. Bergantung kepada hasil ini, anda pun dapat membuat penilaian berdasarkan informasi yang lebih banyak mengenai potensi produk tersebut. Tes seperti ini juga dapat menghabiskan biaya jutaan dolar, harga yang sangat mahal untuk menentukan bahwa suatu produk memiliki sedikit daya tarik. Sebagai alternatif, anda dapat memeriksa apakah produk tersebut bahkan pantas mendapatkan peluang untuk masuk ke dalam pasar percobaan dengan lebih dahulu mempertimbangkan sikap konsumen terhadap produk tersebut. Ancangan ini sangat langsung. Konsumen dari pasar target akan diminta untuk menunjukkan minat mereka untuk membeli produk tersebut. Bila hanya sedikit konsumen yang menyatakan berminat, produk tersebut harus ditinggalkan atau dimodifikasi dan diuji ulang. Sebaliknya bila konsumen sangat tertarik pada produk tersebut, maka tibalah waktunya untuk mempertimbangkan pasar percobaan. Ketahuilah bahwa biaya dari studi mengenai sikap ini adalah ribuan dolar. Walaupun begitu, harga seperti ini jauh lebih sedikit daripada jutaan dolar yang mungkin anda habiskan pada pasar percobaan, hanya untuk mendapatkan bahwa “bintang” anda hanyalah seekor “anjing”. Pemakaian sikap untuk meramalkan permintaan tidak terbatas pada produk baru. Produsen produk yang sudah ada juga berminat untuk meramalkan penjualan masa datang. Sesungguhnya, pengetahuan mengenai konsumsi masa datang dapat menjadi determinan kritis dari banyak keputusan bisnis. Sebagai contoh, seberapa berminat pabrik yang beroperasi dengan kapasitas penuh dalam mengembangkan fasilitas produksi mereka bila mereka mengetahui bahwa penjualan akan meningkat dengan tajam? Sebaliknya, penentuan bahwa permintaan hampir mendatar sesudah beberapa tahun pertumbuhan yang kuat akan menyingkapkan kebutuhan untuk mulai menjajaki kesempatan alternatif untuk mencapai pertumbuhan penjualan (misalnya, mencuri pelanggan pesaing). Walaupun ada penilaian yang pesimistis ini, penelitian terus menjajaki hubungan sikap-perilaku tersebut. Kini diakui, bahwa di dalam keadaan yang sesuai, sikap dapat meramalkan perilaku.

1. FAKTOR PENGUKURAN Andaikan anda ingin mengukur setiap konsumen terhadap suatu produk (misalnya mobil Mercedes-Benz) meringkas beberapa cara yang mungkin digantikan untuk melakukannya. Walaupun pengukuran ini berbeda dalam suasana kata-katanya dan skala responsnya, masing-masing berfokus pada keseluruhan evaluasi yang dilakukan konsumen terhadap objek (dalam hal ini mobil). Namun, perhatikan bahwa pengukuran sikap terhadap suatu produk ini terbatas kemampuannya dalam meramalkan perilaku masa datang. Keterbatasan ini direfleksikan oleh kenyataan bahwa walaupun kebanyakan mahasiswa akan memberikan respons yang mendukung terhadap pengukuran , sedikit sekali dari mereka yang membeli mobil sewaktu lulus akan membeli Mercedes. Sebelum membaca lebih jauh, berhentilah dan pikirkan tentang perubahan apa di dalam pengukuran yang akan menghasilkan ramalan yang lebih baik mengenai pembelian mobil yang dilakukan oleh mahasiswa segera sesudah mereka lulus. Masalah dasar dengan pengukuran tersebut adalah tidak adanya kesesuaian (lack of correspondence) dengan perilaku. Sejauh mana suatu pengukuran sesuai atau cocok dengan suatu perilaku, yang ada gilirannya menentukan daya ramal pengukuran tersebut, akan bergantung kepada beberapa baik pengukuran tersebut menangkap empat elemen perilaku yang mungkin : Tindakan, Target, Waktu, dan Konteks.

Tindakan Elemen ini mengacu pada perilaku spesifik (misalnya pemakaian, peminjaman). Penting sekali bahwa pengukuran sikap menggambarkan elemen secara akurat, karena kelalaian melakukan hal ini dapat menjadi sangat merusak keakuratan prediksi mereka. Target Elemen target dapat menjadi sangat umum (misalnya, membeli mobil apa saja) atau sangat spesifik (misalnya, membeli Mercedes). Tingkat kespesifikan target bergantung kepada perilaku minat. Waktu Elemen ini berfokus pada kerangka waktu di mana perilaku diharapkan terjadi. Konteks Elemen selebihnya, konteks, mengacu pada latar di mana perilaku diharapkan terjadi. Minuman ringan, misalnya, dapat di beli di berbagai latar, seperti toko bahan makanan, mesin penjual di sekolah, restoran dan biskop.

2. INTERVAL WAKTU Hubungan yang sangat kuat antara sikap dan perilaku harus terjadi setiap kali diukur tepat sebelum pembelian actual. Namun, pemasaran tertarik untuk menggunakan sikap sekarang ini untuk meramalkan perilaku pada waktu yang masih agak jauh. Pengecer, misalnya, mengadakan pesanan mereka untuk musim pembelian Natal beberapa bulan di muka. Kebutuhan akan menilai sikap lama sebelum perilaku actual bekerja menentang kekuatan hubungan sikap-perilaku. Sikap tidak statis. Sikap dapat dengan mudah berubah sebagai akbiat dari keadaan yang tidak terduga dan pengaruh situasi. Potensi perubahan ini mengesankan bahwa kekuatan hubungan sikap-perilaku akan dipengaruhi oleh interval waktu akan pengukuran sikap dan pelaksanaan perilaku. Sementara interval waktu ini bertambah, peluang terjadinya perubahan menjadi lebih besar. Umumnya, semakin singkat interval wkatunya, semakin kuat hubungan sikap-perilaku.

3. PENGALAMAN Sikap yang didasarkan pada pengalaman actual mungkin lebih berhubungan dengan perilaku dibandingkan dengan sikap yang didasarkan pada pengalaman “tak langsung”. Sebagai akibatnya, sikap konsumen yang sudah membeli dan mengkonsumsi suatu produk seharusnya terbukti lebih dapat meramalkan perilaku pembelian masa datang mereka dibandingkan orang yang tidak mempunyai pengalaman seperti ini. Begitu pula, sikap harus lebih menunjukkan potensi produk baru bila konsumen dibolehkan untuk benar-benar menggunakan produk tersebut dan bukan hanya sekedar diperhatikan gambar atau prototype non fungsional dari produk bersangkutan. Penilaian produk baru mungkin memerlukan produksi prototype, bahkan dengan harga yang tinggi, dan konteks belanja yang disimulasaikan untuk mencapai keberhasilan terbesar dalam meramalkan pembelian.

4. PENGARUH SOSIAL Perilaku kadang lebih dipengaruhi oleh tekanan dari lingkungan sosial ketimbang oleh sikap pribadi. Kita semua pernah mengalami suatu situasi di mana kita mengerjakan sesuatu bukan karena keinginan pribadi kita, melainkan karena pengaruh sosial (misalnya, perokok yang berusaha untuk tidak menyalakan rokok ketika ditemani oleh seorang yang bukan perokok). Sebagai akibatnya, seperti kita lihat nanti di dalam diskusi mengenai model maksud perilaku, pengukuran sikap kerap disertai dengan pengukuran pengaruh sosial untuk meramalkan perilaku.

5. RINGKASAN Sikap membeli pemasar alat peramalan yang kuat bila digunakan dengan benar. Dengan mengerti faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan hubungan sikap-perilaku, bila, kita dapat menghindari secara lebih baik perangkap dan situasi yang merusak keakuratan prediksi dari sikap. Walaupun kebutuhan pemasar mungkin mengharuskan penggunaan pengukuran sikap di bawah kondisi yang kurang optimum (misalnya, meramalkan perilaku pada masa datang yang masih jauh), beberapa masalah potensial dapat diminimumkan dengan mudah, seperti menghindari kesalahan pengukuran sikap yang salah.

BAB 9

1. Pengertian Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari kata budh—> budhi—> budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai

mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi

kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998). Mengenai definisi kebudayaan telah banyak sarjana-sarjana ilmu sosial yang mencoba menerangkan dari sudut pandangnya masing-masing. A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn menyatakan bahwa da sekitar 179 definisi tentang kebudayaan. Sedangkan Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Sedangkan kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata buddayah berasal dari kata budhi atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan cipta manusia mengembangkan kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan. Dengan rasa manusia menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya seni atau kesenian. Dengan kemuliaan beragama dan kesusilaan. Dari uraian berikut: kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia; kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar; dan kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

2. Dimanakah Seseorang Menemukan Nilai-nilai yang Dianutnya

Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai Diperoleh keluarga,

belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:

(1) Model atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia bergaul; (2) Moralitas, diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda. (3) Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Disebabkan bimbingan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut. (4) Penghargaan dan Sanksi : Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik. (5) Tanggung jawab untuk memilih : adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.

Pengaruh Kebudayaan terhadap Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah membeli, menggunakan, mengevaluasi jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan

individu

mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat

dikonsumsi.

Model perilaku konsumen Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli.

Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan

masyarakat

kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Kelas-kelas sosial

bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.

Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari

Dengan Perubahan masyarakat, penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja.

Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan

Budaya

masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal

memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan.

konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat.

Pengaruh Budaya dapat Dipelajari

Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memberikanadanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan pembentukan biasanya iklan sebuah produk akan berupaya mengulang kembali akan iklan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun dapat juga memepengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan yang kategori produk tertentu. Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi Tradisi serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaia disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut.

Struktur Konsumsi

Secara matematis struktur konsumsi yaitu menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai hasil dari keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran) dengan kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada tiap harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan dalam permintaan dari D1 ke D2bersama dengan peningkatan harga dan jumlah keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran (S). Dampak Nilai-nilai Inti Terhadap Pemasaran Kebutuhan ]Konsep manusia. kahilangan,

kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi kebutuhan consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Keinginan Bentuk kepribadian

digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus keterbatasan

sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan

lingkungan tumbuhnya. Permintaan Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa

muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.

Perubahan Nilai

Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu :

Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan. Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut. Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan ketentuan yang terperinci

perilaku yang tepat.

Pengaruh Institusi Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan konsumsi Nilai budaya Konsumen kategori

merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi untuk “menjadi seorang individual”. Dan begitu juga pada budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua,

kerjasama, dan perbedaan/keseragaman. Individual/kolektif Budaya individualis terdapat pada budaya Amerika, Australia, Inggris, Kanada,

Hongkong, Meksiko, Jepang, India, dan Rusia lebih kolektifis dalam orientasi mereka. Nilai ini adalah faktor kunci yang membedakan budaya, dan konsep diri yang berpengaruh besar pada individu. Tidak mengherankan, konsumen dari budaya yang memiliki perbedaan nilai, berbeda pula reaksi mereka pada produk asing, iklan, dan sumber yang lebih disukai dari suatu informasi.

konsumen dari Negara yang lebih kolektifis cenderung untuk menjadi lebih suka meniru dan kurang inovatif dalam pembelian mereka dibandingkan

diangkat seperti ” be your self” dan “stand out”, mungkin lebih efektif dinegara amerika tapi secara umum tidak di negara Jepang, Korea, atau Cina. Usia muda/tua Dalam hal ini apakah dalam budaya pada suatu keluarga, anak-anak sebagai kaum muda lebih berperan

dewasa dalam pembelian. Dengan kata lain adalah melihat faktor budaya yang lebih bijaksana dalam melihat sisi dari peran usia. Seperti contoh di Negara kepulauan Fiji, para orang tua memilih untuk menyenangkan anak mereka dengan membeli suatu barang. Hal ini berbeda dengan para orang tua di Amerika yang memberikan tuntutan yang positif bagi anak mereka. Disamping itu, walaupun Cina memiliki kebijakan yang mengharuskan untuk membatasi keluarga memiliki lebih dari satu anak, tetapi bagi budaya mereka anak merupakan “kaisar kecil” bagi mereka. Jadi, apapun yang mereka inginkan akan segera dipenuhi. Dengan kata lain, penting untuk diingat bahwa segmen tradisional dan nilai masih berpengaruh dan pera pemasar harus menyesuaikan bukan hanya pada lintas budaya melainkan juga pada budaya didalamnya. Luas/batasan keluarga Yang dimaksud disini adalah bagaimana keluarga dalam suatu budaya membuat suatu keputusan penting bagi anggota keluarganya. Dengan kata lain apakah peran orang dewasa (orang tua) memiliki kebijakan yang lebih dalam memutuskan apa yang terbaik bagi anaknya. Atau malah sebaliknya anak-anak memberi keputusan sendiri apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri. Dan bisa dikatakan juga bahwa pengaruh

seterusnya pada anak. Seperti contoh pada beberapa budaya yaitu seperti di Meksiko, sama halnya dengan Amerika, peran orang dewasa sangat berpengaruh. Para orang tua lebih memiliki kecenderungan dalam mengambil keputusan dalam membeli. Begitu juga para orang dewasa muda di Thailand yang hidup sendiri diluar dari orang tua atau keluarga mereka. Tetapi ketergantungan dalam membeli masih dipengaruhi oleh orang tua maupun keluarga mereka. Yang lain halnya di India, sesuatu hal yang akan dibeli diputuskan bersama-sama dalam satu keluarga yaitu seperti diskusi keluarga diantara mereka.

BAB 10

1. Jejang Sosial Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada dalam pokok  Yang kedudukan system mewujudkan hakekatnya masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial Social lapisan menempati yang manusia ialah:Sekelompok berdasarkan kriteria ekonomi. 2. Pengertian Jenjang Sosial Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula. Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang

Dengan tinggi. Yang sampai rendah yang status dari berkisar demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”. Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya. Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas

berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri. Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah. 3. Faktor Penentu Kelas sosial Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam suatu kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat beragam, karena strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi dengan sengaja disusun untuk bersama.

kepentingan-kepentingan atau tujuan-tujuan mengejar Secara ideal semua manusia pada dasarnya sederajat. Namun secara realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang dipandang tinggi kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya. Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status atau kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial yang tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata sosial, karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. Aspek struktural adalah aspek yang menunjukkan adanya kedudukan - tinggi dan rendah dalam hubungan antar status. Aspek fungsional, yaitu aspek yang harus yang jawab tanggung dan hak-hak adanya menunjukkan dilaksanakan oleh penyandang status. Talcott Persons, menyebutkan ada lima menentukan tinggi rendahnya status seseorang, yaitu: Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis keCamin, Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan) Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat, Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda) Otoritas (kekuasaan dan wewenang: kemampuan-untuk menguasai/mempengaruhi orang lain sehingga orang itu mau bertindak sesuai dengan yang diinginkan tanpa perlawanan) 4. Pengukuran Kelas Social Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu: a. Berdasarkan Status Ekonomi. 1) Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan: - Golongan sangat kaya - Golongan kaya - Golongan miskin Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida: Golongan Sangat Kaya Golongan Kaya Golongan Miskin Ket : Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan. Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya. Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa. 2) Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni: Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik. Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar. 3) Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni: Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class) Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class) c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class) d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class) e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class) f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class) 1. Upper-upper class 2. Lower-upper class 3. Upper-middle class 4. Lower-middle class 5. Upper-lower class 6. Lower-lower class Kelas sosial pertama : keluarga-keluarga yang telah lama kaya. Kelas sosial kedua : belum lama menjadi kaya Kelas sosial ketiga : pengusaha, kaum profesional Kelas sosial keempat : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor, pengrajin terkemuka Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja) Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan. 4) Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni: Kelas puncak (top class) Kelas menengah berpendidikan (academic middle class) Kelas menengah ekonomi (economic middle class) Kelas pekerja (workmen dan Formensclass) Kelas bawah (underdog class) b. Berdasarkan Status Sosial Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan memiliki dipandang rendah karena masyarakat seorang anggota status sosial yang rendah. Contoh : Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama tanda Sebagai Jaba. Disebut keempat Kasta Triwangsa. disebut

pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra. c. Berdasarkan Status Politik wewenang pada didasarkan social kelas politik, Secara kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa tidak punya yang sedangkan dilapisan tinggi, berada umumnya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain: - pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa. - pejabat legislatif, dan - pejabat yudikatif. Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga Jendral Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala

5. Apakah Kelas Sosial Berubah Kelas sosial akan pasti berubah, sama halnya seperti roda kehidupan yang selalu berputar. Kadang seseorang berada dalam status sosial yang tinggi atau berada saat mapan atau di hormati, tetapi terkadang lambat laun akan berada di posisi bawah, yaitu ketika mereka tidak lagi berjaya, kaya, atau di hormati seperti sebelum – sebelumnya. Ketika kelas sosial berubah perubahan itu juga akan mempengaruhi Misalnya suatu barang. konsumen terhadap selera perilaku dan

seorang yang biasa mengkonsumsi nasi dari beras yang mempunyai kualitas yang rendah, tetapi apabila ia menjadi kaya atau memperoleh rezeki yang berlebih maka ia akan merubah beras yang di konsumsi dari yang berkualitas rendah ke kualitas yang lebih tinggi. Dan ini juga bisa mempengaruhi berbagai permintaan produksi suatu barang maupun jasa. 6. Pengaruh pemasaran tingkah laku konsumen pada kelas sosial Kita bandingkan dengan mereka yang mempunyai status sosial yang membeli cenderung akan Mereka dilingkungan. rendah

mengkonsumsi sesuai dengan kondisi mereka tanpa harus memikirkan apakah yang mereka beli merupakan merek ternama atau bukan. Kelas sosial dan status sosial juga dijadikan sebagai bagian dari pangsa pasar. Beberapa produk memang mencari pangsa pasar atau segmentasi pasar sesuai dengan kelas sosial karena barang yang mereka jual juga tergantung dari kemampuan konsumen untuk membayar Pengaruh dari adanya kelas sosial terhadap perilaku konsumen begitu tampak dari pembelian akan kebutuhan sehari-haru, bagaimana seseorang dalam membeli akan barang kebutuhan sehari-hari yang primer ataupun hanya sebagai penghias dalam kelas sosial begitu berbeda. Untuk kelas sosial dari status yang lebih tinggi akan membeli barang kebutuhan yang bermerek terkenal, ditempat yang khusus dan memiliki harga yang cukup mahal. Sedangkan untuk kelas sosial dari status yang lebih rendah akan membeli barang kebutuhan yang sesuai dengan kemampuannya dan ditempat yang biasa saja. Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan. Segmentasi Pasar adalah membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-  menghendaki mungkin yang berbeda yang pembeli kelompok bauran produk atau pemasar yang terpisah. 1.Pemasaran Massal (Mass Marketing): penjual memproduksi, sebuah missal secara mempromosikandan kan, mendistribusi- produk kepada seluruh pembeli.Pemasar tersebut menciptakan pasar potensial terbesar, biaya paling rendah, harga lebih rendah atau marjin yang l ebih tinggi. pembeli bahwa menyadari Peursahaan : Segmen Pemasaran berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian. Perusahaan mengisolasi segmen yang lebar yang membentuk suatu lebih agar ditawarkannya yang apa mengadaptasi dan pasar mendekati kebutuhan satu atau beberapa segmen. 3.Pemasaran Ceruk Berfokus pada subgrup di dalam segmen-segmen diatas. Suatu ceruk adalah suatu grup yang didefinisikan dengan lebih segmen suatu memilah dengan diidentifikasi biasanya sempit, menjadi beberapa subsegmen 4.Pemasaran Mikro : Praktik penyesuaian produk dan program pemasar agak cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu.

Kamis, 31 Oktober 2013

ETIKA BISNIS (minggu 3-4) TUGAS 2

TUGAS 2

1.Sebutkan apa yg kalian govermance?
JAWAB
Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, Proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan dewan dan komisaris, dewan perusahaan.

2. Jelaskan kesinambungan manajemen perusahaan. Berdasarkanketahui. ?
JAWAB
GCG merupakan suatu keharusan dalam rangka membangun kondisi perusahaan yang tangguh menciptakan sistem dan struktur perusahaan yang kuat sehingga mampu menjadi perusahaan kelas dunia.
1.Memaksimalkan nilai perusahaan penerapan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan
2. Terlaksananya pengelolaan Perusahaan secara profesional dan mandiri
3. Terciptanya pengambilan Perusahaan yang didasarkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Terlaksananya tanggung stakeholders.
5. Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, khususnya di bidang energy dan Petrokimia

3.Jelaskan apa yg kalian ketahui mengenai agency theory dan solusi memperkecil timbulnua agency theory.?
JAWAB

pengembangan agency theory yang mencoba menjelaskan bagaimana pihak - pihak yang terlibat dalam perusahaan (manajer, pemilik perusahaan dan kreditor) akan berperilaku, karena mereka pada dasarnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Masalah corporate governance timbul karena terjadi pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan.

Sebuah lembaga, secara umum, adalah hubungan antara dua pihak, di mana satu adalah pokok dan yang lainnya adalah agen yang mewakili kepala sekolah dalam transaksi dengan pihak ketiga. Hubungan Badan terjadi ketika pelaku menyewa agen untuk melakukan layanan atas nama kepala sekolah. Prinsipal umum mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada agen. Masalah agency dapat timbul karena inefisiensi dan informasi yang tidak lengkap. Dalam keuangan, hubungan dua lembaga penting adalah mereka antara pemegang saham dan manajer, dan pemegang saham dan kreditur.

Sebuah anggapan yang menjelaskan hubungan antara prinsipal dan agen dalam bisnis. Teori keagenan berkaitan dengan menyelesaikan masalah yang bisa eksis dalam hubungan keagenan, yaitu antara para pelaku (seperti pemegang saham) dan agen dari para pelaku (misalnya, eksekutif perusahaan). Dua masalah yang lembaga alamat teori adalah: 1.) Masalah yang muncul ketika keinginan atau tujuan dari prinsipal dan agen berada dalam konflik, dan kepala sekolah tidak dapat memastikan (karena sulit dan / atau mahal untuk melakukannya) apa agen benar-benar melakukan, dan 2) masalah yang timbul ketika prinsipal dan agen memiliki sikap yang berbeda terhadap risiko.. Karena toleransi risiko yang berbeda, kepala sekolah dan agen mungkin masing-masing cenderung untuk mengambil tindakan yang berbeda.

4.apa yg kalian ketahui mengenai etika bisnis dan konsep good corporate givermance (gcg). Dan apakah adakah kehubungannya?
JAWAB

Pada intinya prinsip dasar GCG terdiri dari lima aspek yaitu: Transparancy, dapat diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Accountability, adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

Responsibility, pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Independency, atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat. Fairness (kesetaraan dan kewajaran) yaitu pelakuan adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Jelaskan good corporate governance dalam konteks bisnis masa depan. Beserta contoh.? Jawab: Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, Proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Good Corporate Gorvernance dimasukkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalaha-kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat di perebaiki dengan segera. Penertian ini dikutip dari buku Good Corporate Governance pada badan usaha manufaktur, perbankan dan jasa keuangan lainnya.

5. Jelaskan good corporate governance dalam konteks bisnis masa depan. Beserta contoh.
JAWAB

perusahaan investasi yang tercatat di bursa london telah menemukan indikasi penyimpangan laporan keuangan di anak usahanya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Saat ini, penyimpangan tersebut akan diselidiki oleh penyelidik independen. Head of Group Communications and Investor

penyimpangan perusahaan BUMI ada pada laporan keuangan tahun 2011. "Atas tuduhan tersebut, kami akan menghubungi pihak otoritas terkait baik di bursa London maupun bursa efek Indonesia," kata Schirnding dalam keterbukaan informasi di situsnya, Senin (24/9/2012). Menurut Schirnding, fokus area investigasi perseroan terhadap BUMI Resources adalah yang terkait dana pengembangan dan dana operasional. investigasi lebih intensif pada salah satu aset investasi di PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). "Dalam laporan keuangan Bumi Plc 2011, salah satu aset yang dimiliki Berau tercatat mengalami penurunan nilai hingga mencapai angka nol, kecuali untuk satu investasi yang memiliki nilai sebesar 39 juta dollar AS dalam laporan keuangan konsolidasi kami," tambahnya. Sekadar catatan, saat ini Bumi Plc memiliki 29,2 persen saham di Bumi Resources. Sementara pada PT Berau Coal Energy, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek london ini memiliki bagian sebesar 85 persen. Atas kabar tersebut, saham BUMI langsung anjlok 160 poin (19,05 persen) ke level Rp 680 per lembar saham. Begitu juga dengan saham Bumi Plc yang turun 48,3 poin (24,66 persen) ke level 147,6 pound per lembar saham. Analisa : Menurut pandangan saya GCG ikut berperan membantu memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan juga untuk mencegah terjadinya kecurangan di dalam perusahaan serta menjadi kunci sukses perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Khususnya pada laporan keuangan Bumi Pcl dan juga perusahaan- perusahaan lainnya perlu adanya peninjauan secara langsung, transparan dan aturan sanksi yang tegas agar terhindar dari penyalahgunaan dan kerugian untuk orang banyak.

6.jelaskan corporate givernance. Dan bagai mana penyelesaiaannya.
JAWAB

banyak para corporate kerawanan perekonomian negara- negara tersebut pada tahun 1997 dan 1998. Bahkan di Inggris pada akhir dasawarsa 1980an masalah corporate governance masalah-masalah kebangkrutan penyalahgunaan dana stakeholders oleh para manajer, terbatasnya peran dengan kinerja perusahaan, merger dan akuisisi yang merugikan perekonomian secara keseluruhan.

SUMBER
almirans.wordpress com/2012/11/06/pengertian-good-corporate-governance-dan-contoh-kasus-penyimpangannya/ dalam.html?m=1theory/

ETIKA BISNIS (minggu 3-4) tugas 1

TUGAS 1

1. Jelaskan apa yg kalian ketahui mengenai pengambilan keputusan. jawab Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.

2. Sebutkan dan jelaskan tahapan2an dlm pengambilan keputusan. Jawab menurut Simon (1960) ada beberapa tahap pengambilan keputusan, disebutkan olehnya proses pengambilan keputusan ada 4 tahapan yakni : 1. Intelligence : pengumpulan informasi untuk mengindetifikasikan permasalahan 2. Design : tahap perancangan solusi dalam bentuk alternative pemecahan masalah 3. Choice : tahap memilih dari solusi dari alternative-alternativeyang disediakan 4. Implementation : tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya

Dari 4 tahapan ini kita jadi mengetahui bahwa dalam mengambil keputusan paling tidak ada 4 tahapan yang harus kita lakukan sebelum pengambilan keputusan dilakukan. Pengambilan keputusan ini sangatlah penting dalam suatu manajemen, ini dikarenakan manajemen yang baiklah yang mampu bertanggung jawab atas setiap keputusan-keputusan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi, agar perusahaan atau organisasi tersebut mampu menjalankan proses dan fungsinya sesuai dengan tujuan awal perusahaan itu didirikan

3. Sebutkan dannjelaskan pendekatan2an etika bisnis dalam pengambilan keputusan. Jawab analisis biaya manfaat Analis sefektifitas biaya membandingkan cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama guna mendapatkan cara yang paling murah untuk mencapainya. Analisis biaya manfaat mencari nilai danmembandingkan semua biaya dan manfaat, baik pada kelompok perorangan dan social, sebagai akibat intervensialternatif dan mengkontroversikan ke jumlah uang. Misalnya, dengan analis biaya manfaat, anda dapat menghitung manfaat yang diterima program anda untuk tiap rupiah yang dikeluarkan. Analisis etis untuk pemecahan masalah Kebanyakan para pelaku bisnis mengambil keputusan berdasarkan kepentingan para pemilik atau para pemegang saham, pandangan ini merupakan pendekatan secara tradisional. Pendekatan secara tradisional ini dimodifikasi menjadi dua cara, pertama asumsi bahwa seluruh stakeholder hanya ingin meaksimalkan keutungan jangka pendek. Kedua, hak dan kewajiban dari beberapa kelompok non-shareholder seperti karyawan, konsumen atau klien, supplier, kreditor, tokoh masyrakat dan pemerintah memiliki kepentingan dari hasil keputusan yang dibuat dan juga tujuan dan perusahaan itu ikut dipertimbangan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Pendekatan yang fundamental dari stake holder Para decision maker menggabungkan kepentingan kelompok stakeholder dan menciptakaan tiga kepentingan yang mendasar, yaitu: Dapat menghasilkan keputusan yang dapat mengakomodir kepentingan mereka Suatu keputusan sebaiknya mempertimbangkan pendistribusian yang adil antara keuntungan dan beban. Pengukuran pengaruh yang dapat dikuantifisir Keuntungan adalah kepentingan utama yang ingin didapat oleh para pemegang saham dan merupakan hal yang penting untuk mencerminkan ketahanan dan kesehatan suatu perusahaan. Pada waktu inflasi, keuntungan dapat merubah inventory di harga yang lebih tinggi. Pengkajian Terhadap Pengaruh Yang Tidak Dapat Dikuantifisir Keadilan bukan merupakan konsep yang absolut. hal ini merupakan petunjuk yang berasal dari suatu kejadian ekonomi yang berorientasi dalam mencari keuntungan dan biaya yang menjadi dasar dari keputusan tersebut. contohnya adalah keputusan untuk menaikan pajak lebih tinggi pada pendapatan tinggi, tetapi melihat secara adil sesuai dengan kapasitas mereka untuk membayar pajak. alasan dan perspektif diperlukan untuk menilai kewajaran dengan teliti.

4. Apa yang kalian ketahui mengenai penghunaan pohon keputusan sebagaj pendukung dalam proses pengambil keputusan. (gambarkan) sertakan contohnya. Jawab Model Pohon Keputusan Pohon keputusan ini biasanya dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani. Selanjutnya Welch dan Corner memberikan definisi mengenai pohon keputusan ( decision tree ) sebagai berikut. “the decision tree is a simple diagram showing the possible consequences of alternative decisions. The tree includes the decision nodes chance modes, pays offs for each combination, and the probabilities of each event. Menurut Welch, ada 4 komponen dari pohon keputusan yaitu : simpul keputusan, simpul kesempatan, hasil dari kombinasi, dan kemungkinan-kemungkinan akibat dari setiap peristiwa yang terjadi. Hal yang kiranya penting dalam pohon keputusan adalah pengambilan keputusan itu haruslah secara aktif memilih dan mempertimbangkannya betul-betul alternative mana yang akan dijadikan keputusan. Adapun langkah-langkah yang sekiranya perlu dilakukan secara berturut-turut sebagai berikut : Mengadakan identifikasi jaringan hubungan komponen-komponen yang ada yang secara bersama sama membentuk masalah tertentu yang nantinya harus dipecahkan melalui diagram keputusan. Masalah tertentu inilah yang merupakan masalah utama. Masalah utama itu kemudian dirinci kedalam masalah yang lebih kecil. Masalah yang sudah mulai terinci itukenudian dirinci lagi kedalam masalah yang lebih kecil lagi ( terinci lagi ). Begitu seterusnya, sehingga merupakan diagram pohon yang bercabang-cabang. Itulah sebabnya mengapa keputusan atau proses pengambilan keputusan yang dilakukan semcam itu dinamakan diagrampohon.

SUMBER

http://meyka.blogdetik.com/2013/05/11/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/http://ayobelajarmanajemen.blogspot.com/2013/03/4-tahapan-pengambilan-keputusan.html http://memebali.blogspot.com/2013/04/etika-bisnis-dan-profesi-pendekatan.html

Jumat, 25 Oktober 2013

Prilaku konsumen (softskill)

NAMA : OCTAVIAN GERY SANTOSO
NPM : 15210239
KELAS : 4EA19

BAB I

Pengertian Prilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Pemikiran yang benar tentang konsumen Perilaku konsumen sebenarnya merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement ) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high- involvement ) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Berdasarkan landasan teori, ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.

Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu. Pendekatan Perilaku Konsumen Pendekatan perilaku konsumen terbagi
dua yaitu:
Teori Kardinal ( Cardinal Theory)
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram,panjang dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util.
Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit.
Teori Ordinal ( Ordinal Theory )
Terbagi atas 7 bagian yaitu :

A. Kurva Indiferensi ( Indiference Curve )
Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (indiferensi curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen. Asumsi –asumsi Kurva.

Indiferensi :
Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tingi tingkat kepuasanya.
Kurva indiferensi menurun dari kiri ke kanan bawah ( downward sloping ), dan cembung ke titik origin ( convex to origin) atau adanya kelangkaan.
Kurva indiferensi tidak saling berpotongan agar asumsi transitivitas terpenuhi.

B. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )
Garis Anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P ( Px untuk X dan Py untuk Y ) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q ( Qx untuk X dan Qy untuk Y ), maka: BL = Px.Qx + Py.Qy

C. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas bidang segitiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas,maka daya beli meningkat,begitu juga sebaliknya.

D. Keseimbangan Konsumen Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran (manggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).

E. Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah.Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya,begitu juga sebaliknya.Salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga barang.

F.  Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal
Salah satu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya.

G.. Efek Subtitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)
Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan
pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbanga konsumen. Penelitian Konsumen Sebagai Suatu Bidang Yang Dinamis Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya. Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen. Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis. tiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.

BAB II

1. Segmentasi Pasar
Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan– satuan pasar yang bersifat homogen.
a. Segmentasi dan Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya. Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :

a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan.

b. Segmentasi dan Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
c. Penggunaan Segmentasi dalam Strategi Pemasaran
Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variable yang sulit diukur.
Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani

2. Rencana Perubahan
a. Analisis Konsumen dan Kebijakan Sosial Kebutuhan dimana konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Pencarian Informasi yaitu setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya. Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.tau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.


BAB III

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Oleh Konsumen
1. Model Proses Pengambilan Keputusan
The satisficing model yaitu menyederhanan masalah yang kompleks sampai pada titik dimana masalah tersebut dapat diselesaikan.
2 .Tipe proses pengambilan keputusan Keputusan terprogram yaitu keputusan yang  berulang-ulang dan rutin sehingga dapat deprogram. Contohnya seperti pemesanan barang. Keputusan setngah terprogram yaitu, keputusan yang sebagian dapat diprogram dan sebagian lagi tidak terprogram. Contohnya keputusan alokasi untuk dana promosi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Masalah sederhana
Masalah rumit
Masalah yang terstruktur
Masalah yang tidak terstruktur
4. Pembelian Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.
5. Diagnosa Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang  terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.

BAB IV

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
1. Kriteria Evaluasi ketika berbagai alternatif telah diperoleh, konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi altenatif tersebut, dalam keberadaanya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan dibelinya.
2. Menenteukan Alternatif Pilihan:
Teknik Kompensatori yaitu kelebihan suatu produk dapat menutupi kelemahan produk dari atribut lainnya.
Teknik Non Kompensatori yaitu skor yang tinggi pada atribut produk tidak dapat menutupi skor yang rendah pada atribut lain.
3. Menaksir Alternatif Pilihan Pada tahap ini konsumen akan menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternative yang akan mereka pilih dan pada akhirnya dibeli. Bagaimana konsumen tersebut mengevaluasi alternative barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi pada saat akan melakukan pembelian. Dalam beberapa keadaan ada konsumen yang menggunakan pemikiran logis dan ada juga yang membeli berdasarkan dorongan sesaat. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang- kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk member saran pembelian.
4. Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pada tahap ini pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen. Berbagi.

BAB V

1. Sumber Daya Ekonomi Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/ endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Kasus persolan yang sifatnya nasional (warisan rejim lama) dan juga persoalan-persoalan baru yang muncul dari pelaksanaan Otonomi Daerah yang “sembrono”, fenomena globalisasi ekonomi juga akan sangat berpengaruh besar terhadap prospek nilai-nilai budaya lokal dan kearifan tradisional sebagai landasan penguatan kelembagaan lokal dalam pengelolaan sumberdaya dan keanekaragaman hayati. Globalisasi ini menjadi perlu dicermati sebagai tahapan lanjut dari periode pembangunanisme yang dianut oleh Rejim Otoriter-Militeristik Orde Baru yang nyata-nyata telah menghancur- leburkan ekosistem-ekosistem penting Indonesia serta memporak-porandakan pranata-pranata ada/lokal yang selama ratusan tahun menjadi penjaga dan pengelola sebagian besar dari ekosistem-ekosistem tersebut. Perjalanan pembangunan di Indonesia mencatat banyak sekali penggusuran dan penindasan yang menyedihkan bagi berbagai kelompok masyarakat, khususnya masyarakat adat, yang diwarnai oleh tindakan-tindakan kekerasan negara dan sekaligus memfasilitasi kekerasan horizontal antar kelompok masyarakat. Kalau ditelusuri lebih jauh, maka pembangunan yang umumnya dianut oleh negara-negara berkembang adalah industrialisasi. Sebagai negara yang kaya sumber daya alam, Indonesia pun mengembangkan industri yang berbasis sumber daya alam. Celakanya, sebagian besar sumber daya lalam ini, secara tradisional sudah ada penguasa dan pemiliknya, yaitu masyarakat adat, yang juga memiliki kepentingan yang lebih luas atas sumber daya tersebut. Nilai-nilai, ide dan konsep pembangunan itu memang diimpor atau diadopsi dari “barat”. Pembangunan adalah kata lain dari modernisasi. Dari sini muncullah anggapan dan keyakinan baru di masyarakat bahwa jiwa Indonesia ini kita inginkan menjadi negara modren,maka segala sesuatu yang tradisional(lisan) harus dibuang karena dianggap terbelakang dan menghambat pembangunan. Paradigma modernisasi demikian, langsung dan tidak langsung, telah menyudutkan dan melemahkan posisi masyarakat adat itu sendiri dengan menempatkan tradisi dan nilai-nilai asli bangsa ini menjadi sesuatu yang jelek (inferior) terhadap nilai-nilai “barat” yang modern sebagai sesuatu yang baik (superior). Dengan cara yang berkembang demikian, bahkan banyak di antara masyarakat adat sendiri sering melupakan bahwa mereka memiliki kekuatan (pengetahuan, teknologi, pranata adat) untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh program “pembangunan” yang memuliakan hidup mereka, atau sebaliknya melakukan perlawanan atas program “pembangunan” yang tidak diinginkan. Sebagai konsep yang diadopsi dari “barat”, nilai yang terkandung dalam pembangunan kita, yang juga dianut oleh globalisasi ekonomi, berakar pada individualism yang, dalam banyak hal, bertolak-belakang dari prinsip dasar komunitas-komunitas masyarakat adat di Indonesia umumnya yang komunalistik dan kolektif baik dalam hal penguasaan sumberdaya maupun dalam upaya pengelolaannya untuk keadilan dan kesejahteraan bersama.

2. Sumber Daya Sementara
a.Barang yang Menggunakan Waktu Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
b.Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.
3. Sumber Daya Kognitif
adalah kepemimpinan teori psikologi industri dan organisasi yang dikembangkan oleh Fred Fiedler dan Joe Garcia pada tahun 1987 sebagai konseptualisasi dari model kontingensi Fiedler . Teori ini berfokus pada pengaruh pemimpin intelijen dan pengalaman tentang nya atau reaksinya terhadap stres . Inti dari teori ini adalah bahwa stres adalah musuh rasionalitas, merusak kemampuan pemimpin untuk berpikir logis dan analitis. Namun, pengalaman pemimpin dan kecerdasan dapat mengurangi pengaruh stres pada (atau dia) nya tindakan: kecerdasan adalah factor utama dalam situasi stres rendah, sementara jumlah pengalaman selama lebih selama-saat stres.

Contoh Kasus :
Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada dari luar dirinya, melainkan oleh factor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengalaman itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal dalam berfikir, yakni proses pengelolaan informasi. Kegiatan pengelolaan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya jumlah informasi atau stimulus yang mengubah perilaku. Demikian pula kinerja seseorang yang diperoleh dari hasil belajar tidak tergantung pada jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana sesaeorang mampu mengelola informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk merespon stimulus yang berada di sekelilingnya. Oleh karena itu teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif.

4. Pengetahuan Organisasi
Pengetahuan Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan Pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut. Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
(1) Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
(2) Pengetahuan tentang manfaat produk
(3) Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.

(1) Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis
(2) Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk.

5. Mengukur Pengetahuan
Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pemasar khususnya tertarik untuk mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka. Di dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada
dua jenis pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan  yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.

Contoh Kasus:
Seorang konsumen yang sedang menjalankan proses diet dan ingin memutuskan untuk membeli makanan ringan. Sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian, konsumen cenderung melihat ingredients atau komposisi yang terdapat dalam produk makanan ringan tersebut. Setelah memperoleh informasi yang positif terhadap produk tersebut, konsumen biasanya langsung mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.